African
Kemaren gereja di senayan (plenary hall) jam 4.30 sore. pulangnya agak maleman. aku turun dari P 45 dan langsung naik mikrolet menuju ke rumah. udah hampir jam 9 malam. pas aku mau naik, kupikir angkotnya kosong. tapi ternyata ada 2 orang di dalam dan duduk di pojok. mereka orang afrika (dari bahasanya). kalian bisa membayangkan pria tinggi besar, hitam, rambut cepak, yah..untuk lebih mudahnya bayangkan saja pemain basket NBA.
aku penumpang ketiga setelah mereka. begitu duduk, salah seorang berkata padaku :
"halo.."
aku shock. nyaris menggigil juga. tapi aku pura2 ga dengar.
"halo.."
oh god, aku deg2an. akhirnya kuberanikan menoleh ke arahnya dan cobatersenyum samar.
"mau ke mana?"
dia bertanya lagi. ternyata dia bisa bahasa indonesia.
"pulang," jawabku
"pulang ke mana? rumahnya di mana?"
uhhh..dia tanya2 terus. dalam hati aku berdoa "Tuhan, kirimkan jiwa2 untuk naik ke angkot ini biar aku ga sendirian."
"perum," jawabku lagi.
"perum berapa?"
hah!! kok dia bisa tau karawaci dan sekitarnya ya, pikirku. gawat.
"perum dua," jawabku sambil berdoa lagi supaya dia ga tanya nama jalannya.
"sudah ada suami belum?"
"sudah," jawabku cepat supaya dia berhenti bertanya. aku sedikit bersyukur karena hari itu cincinku yang mirip cincin kawin sedang berada di jari manis sebelah kanan dan kupikir dia pasti sudah melihatnya.
akhirnya jiwa2pun berdatangan dan angkot pun penuh. aku lega sekali. mereka berdua ngobrol lagi dengan bahasa mereka sendiri dan akhirnya mereka turun duluan. fiuhhh...!!!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home